Jumat, 14 Februari 2014

Cerita Pohon Cinta Yang Abadi Di Atas Sungai Musi

KEBERAGAMAN budaya di Indonesia masih kental dengan cerita-cerita berbau mistis. Banyak mitos justru menarik hati wisatawan untuk datang ke suatu destinasi,seraya ingin membuktikan kebenaran legenda rakyat tersebut.

Sebagian mitos di beberapa tempat wisata ternyata mengandung simbol cinta.Ada yang datang bersama pasangan malah menyebabkan hubungan berantakan, adapula yang datang bersama calon pasangan, katakanlah gebetan, suatu hari nanti mereka akan menjadi pasangan.

Layaknya berada di zaman dongeng,sebagian wisatawan mempercayai mitos-mitos tersebut. Hal itu diperkuat dari kesaksian masyarakat lokal yang menjadikan mitos tersebut sebagai sebuah peringatan yang tidak bisa dilanggar.Akibatnya,tempat-tempat ini selalu ramai dikunjungi wisatawan.Ada yang percaya ataupun menyepelekan meski dalam hati ingin membuktikan kebenaran mitos tersebut.

Berikut adalah simbol cinta di tujuh tempat wisata yang menarik perhatian wisatawan:

Pohon Cinta di Pulau Kemaro
Palembang, Sumatera Selatan

Percaya tidak percaya, konon siapapun yang mengukir namanya dan nama pasangan di dahan Pohon Cinta, jalinan cinta mereka akan abadi sepanjang masa.Namun,bagi mereka yang belum mendapatkan pasangan, jika menuliskan namanya serta nama seorang yang teramat sangat disayangi, kelak akan menjadi sepasang kekasih.

Karena mitos itulah, banyak dahan di pohon ini yang menjadi sasaran tulisan nama dari sepasang kekasih yang ingin jalinan cintanya kekal sepanjang masa.Pohon ini merupakan pohon beringin tua dengan dahan yang cukup rendah dan berdaun rimbun.

Masyarakat setempat percaya bahwa di pohon ini terdapat 'penunggu'.Terasa suasana sedikit mistis begitu mendekati pohon yang terletak di ujung Pulau Kemaro ini.Meski begitu, masih banyak masyarakat mempercayai legenda yang sangat tersohor itu.

Cerita ini berangkat dari kisah cinta pangeran dari negeri China bernama Tan Bu An yang datang ke Palembang kemudian jatuh hati dengan Siti Fatimah.Keduanya akhirnya menjalin hubungan dan Tan Bu An pun bermaksud meminang Fatimah.Namun,orangtua Fatimah memberikan syarat kepada Tan Bu An untuk membawakan Fatimah hadiah sebagai mahar pernikahan mereka.

Tan Bu An pun meminta utusannya untuk kembali ke China dan meminta pada ayahnya untuk dibawakan emas sebagai hadiah kepada Fatimah.Namun,betapa kecewanya Tan Bu An begitu melihat kendi yang dibawa utusan ayahnya tersebut ternyata berisi sayur mayur.

Kemudian, dia menendang kendi tersebut ke dalam Sungai Musi.Pada kendi terakhir dilihatnya ternyata ada bongkahan emas di bagian dasar.Karena malu,ia pun terjun ke dalam sungai. Semenjak itu, ia tak lagi muncul dan tenggelam bersama dengan kendi-kendi tersebut.

Mengetahui peristiwa ini, Fatimah pun akhirnya menyusul pujaan hatinya untuk juga terjun ke dalam sungai.Sebelum menenggelamkan diri,dia meninggalkan sebuah pesan,“Barang siapa yang melihat sebuah pohon tumbuh di sebidang tanah dimana aku tenggelam,maka ini akan menjadi pohon cinta aku dan Tan Bu An”.

Related Post:

Widget by [ Coretan Hidupku ]

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.
Widget edited by hansrubly.com

 
Design by | Coretan Hidupku |